"Syair Lampung Karam"
menceritakan betapa Dahsyatnya Letusan Krakatau 1883.
Membaca selintas 'judul' buku ini, mungkin tidak terlalu menarik minat orang untuk membacanya karena cerita atau kisah mengenai hebatnya Letusan Gunung Krakatau 1883 sudah banyak beredar dari jaman dulu, baik dalam bentuk Laporan/tulisan ilmiah, novel, bahkan dalam film bioskop.
Setelah diperhatikan ternyata buku ini berisikan sebuah karya sastra yang meceritakan kejadian yang dialami oleh Mohammad Soleh, penulis/penyusun syair ini, menceritakan apa yang dia lihat dan rasakan saat meletusnya gunung Krakatau 1883 dan 'tsunami' yang ditimbulkan. Lebih hebatnya syair ini adalah satu2nya kisah/laporan pandangan mata yang dibuat oleh penduduk setempat (pribumi).
Setelah 125 tahun kemudian, pertama kalinya syair ini dungkapkan oleh Suryadi, penulis buku ini. Dan menjadi bahan pembicaraan bagi para peminat sastra maupun ilmuwan.
'Inilah Syair Lampung Karam Adanya', ini judul aslinya, ditulis setelah dia selamat dan tinggal di kampung Bangkahulu, Singapura, menggunakan huruf Arab-Mejayu. Selesai ditulis pada hari Senin 14 Zulhijjah, 1300 H atau 16 Oktober 1883, 3 bulan setelah kejadian yang dialaminya (lihat cuplikan syair dibawah ini).
Dalam cuplikan syair dibawah ini, menceritakan awal mulai letusan gunung Krakatau, yaitu pada hari Ahad, 22 Syawal 1300 Hijrah, pk.16.00.
Buku ini bukan buku tua, diterbitkan pada tahun 2009 setebal 206 halaman, oleh Komunitas Penggiat Sastra Padang (KPSP). Mungkin belum bisa disebut buku langka, tapi untuk mendapatkan buku ini sepertinyas tidak mudah. Buku didapat dari penjual buku bekas yang mana dia dapatkan dari lapak kertas2 bekas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar disini