Sabtu, 26 Juli 2014

Dokumen, Pasukan Barisan Banteng R.I.


Dokumen koleksi 'rare book' yang ditampilkan kali ini memang bukan dokumen tua banget, dan juga sebetulnya 'hanya' berbentuk undangan untuk menghadiri rapat, bentuk dan kertasnya sangat sederhana, yaitu Undangan rapat yang di keluarkan oleh Pasukan Barisan Banteng Republik Indonesia pada tgl. 9 November 1947. Diantaranya ada acara Pidato Pemimpin Umum Markas Besar, yaitu Dr. Muwardi.
Namun dibalik kesederhanaan undangan tersebut, 'jaman' saat undangan tersebut dikeluarkan, mempunyai cerita sejarah yang mencekam.


Republik Indonesia saat itu mendapatkan rongrongan/ancaman, baik dari bekas penjajah, Belanda, maupun golongan tertentu dari dalam negeri.
Barisan Banteng RI, sejak Desember 1945, adalah lasykar yang resmi ditunjuk untuk menjaga keamanan, ketertiban dan kepolisian, pimpinannya ditunjuk oleh Presiden Sukarno, diantaranya sebagai komandannya adalah Dr. Muwardi.
Pada tgl. 13 September 1048, Dr. Muwardi diculik saat menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter. Padahal sehari sebelumnya, anak buahnya, Mayor Joyosugito sudah mengusulkan agar ikut ke tempat pasukannya di Kartasura, karena sudah beberapa anak buahnya diculik.
Bahkan pada pagi harinya saat diculik, Dr. Muwardi sudah didatangi utusan dari Markas Besar Barisan Banteng, yaitu Moch. Yusuf, mengingatkan agar Dr. Muwardi bergabung ke Markas Besar atau tetap dirumah agar bisa diberikan pengawalan yang lebih kuat.
Tapi karena ada tugas mengoperasi seorang anak yang sudah ditentukan jadwalnya oleh dr. Moewardi sendiri, serta rasa kemanusaiaan yang tinggi, maka semua permintaan ditolak olehnya.
Dan klimaks dari situasi saat itu adalah terjadinya peristiwa pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948.

Catatan : sumber cerita sejarah diambil dari internet.

Rabu, 23 Juli 2014

Adiparwa - Bagian Awal Kisah Mahabhrata.


Yang diunggah oleh 'rare book' kali ini adalah buku langka, berisi kisah berjudul 'Adiwangsa Watarana Parwa dan Sambawa Parwa', kisah ini terdapat dalam buku Adiparwa yaitu bagian pertama dari kisah Mahabharata.
Kitab Mahabharata terbagi dalam 18 parwa atau Astadasaparwa.

Sudah belasan tahun buku langka ini dikoleksi 'rare book', waktu didapatkan kondisinya bagus dan menarik karena tidak seperti biasanya, buku ini pernah mendapatkan usaha perbaikan yang cukup sulit. Ada 96 halaman hilang. Karena belum ada mesin fotocopy jadi halaman yang hilang harus ditulis tangan sesuai dengan aslinya. 
Halaman yang hilang adalah halaman 427-452 dan halaman 957-1028.

Gambar atas adalah halaman pertama dari buku ini, bab LIX halaman 427 (termasuk halaman yang hilang dan diganti dengan tulisan tangan).

Gambar atas adalah halaman akhir tulis tangan, halaman 452 dan disebalahnya halaman 453 sudah halaman cetak biasa.

Gambar atas adalah halaman pengganti tulis tangan mulai halaman 957, sedang gambar bawah adalah akhir halaman pengganti halaman 1028 dan seterusnya halaman 1029 sampai akhir buku ini halaman 1113 masih utuh menggunakan halaman cetak biasa.

Dibawah adalah gambar halaman 1104, halaman akhir dari kisah di buku ini.

Dibawah ini adalah awal dan akhir daftar isi buku ini (lengkapnya ada 9 halaman). 
Melihat daftar isi buku ini, berarti isi buku langka ini lengkap dari awal sampai akhir.

 Kisah Mahabharata sangat populer dikalangan masyarakat. Umumnya kisah ini dipentaskan pada pertunjukan Wayang Kulit dan Wayang Orang atau dipentaskan pada pertunjukan Wayang Golek.
Buku langka yang pernah mendapatkan perbaikan pada covernya ini, berukuran 14 x 19.5 cm, seluruhnya ada 687 halaman. Keterangan mengenai penerbit dan penulisnya sudah tidak ada karena halaman paling depan (halaman judul buku) tidak ada.

Kamis, 17 Juli 2014

Mahabharata Kawedar


Bundel kalawarti (terbitan berkala) 'Mahabharata Kawedar' th. ke IV, 1939, terdiri 12 nomer mulai Januari - Desember 1939 ini merupakan buku langka, sudah belasan tahun lebih, dikoleksi 'rare book'.

Cover no.1, bulan Januari 1939 tidak ada, jadi dibawah kiri ini gambar cover no. 2, bulan Februari 1939. Sedang gambar kanan adalah halaman pertama, no. 1 bulan Januari 1939.

Mahabharata Kawedar ini selain berisi kisah Mahabharta ditambah tafsiran, keterangan dan uraian (yang dimaksud dengan kawedar atau terbuka) pelajaran yang terdapat dibalik kisah Mahabharata, khususnya yang berhubungan dengan perilaku, kebatinan dan agama. Ditafsirkan/diuraikan dan disusun oleh RM. Soetarta Hardjawahana.
Dibawah ini adalah daftar isi dari seluruh bundel, 360 halaman.

Mahabharata Kawedar ini menggunakan bahasa Djawa dengan kosa kata dan tatabahasa yang sangat bagus, dibawah ini saya cuplikan sebagai contoh, mungkin hanya sebagian kecil masyarakat yang mengerti :
"Mangke menawi sampun dumugi kalamasanipun tinarbuka, saestu bade saged katingal pangwasanipun ingkang linuhung. inggih pangwasanipun Atma Budhi Mannas piyambak, nenggih ingkang ugi sinebut Brahma ingkang asipat tiga".
Kalimat diatas bukan kisah Mahabharata, melainkan kalimat pada alinea terakhir dari uraian atau keterangan mengenai Atma Budhi Mannas atau Brahma, berdasarkan tafsiran dari kisah Mahabharata, terlihat pada gambar diatas ini, halaman 180, halaman akhir kalawarti no. 6, Juni 1939.