Jumat, 30 April 2010

Beelden uit Nederlandsch Indie, 1893.

"Beelden Uit Nederlandsch India" judul bukunya, diterbitkan pada th. 1893 oleh H.D. Tjeenk Willink, Haarlem, ditulis oleh F.J. Van Uildriks, berukuran 15 x 22.5 cm, 352 halaman.

Isinya mengenai gambaran keadaan Nederlandsch Indie mulai dari Sumatra s/d Papua, baik keadaan Alamnya maupun Penduduknya, pada sebelum dan sesudah tahun 1890 an.



Berikut beberapa gambar saya tampilkan :


'Salah satu jalan lama di Batavia' (kiri) dan 'Pemandangan jalan baru di Batavia' (kanan), dipinggir sungai Ciliwung ?


'Muara sungai Padang' (kiri) terlihat gunung Padang dimana sekarang menjadi tempat rekreasi Malin Kundang. 'Pemandangan di Makassar' (kanan).

'Satu keluarga Melayu' (kiri). 'Satu Rumah keluarga di Manokwari' (kanan).
'Perburuan di Borneo' (kiri). 'Pertarungan Orangutan dengan orang Dayak' (kanan).


'Amuk', orang mengamuk (kiri). Jaman sekarang orang ngamuk barengan alias tawuran.
'Tarian Keris' (kanan).

i.gr. 15.00*

Senin, 12 April 2010

"Le Moniteeur des Indes-Orientales et Occidentales" 1848

Le Moniteeur des Indes-Orientales Et Occidentales", adalah judul buku dibawah ini. Penulisnya adalah P. Melvill, diterbitkan dibawah naungan Pengeran Henry dari Belanda, bekerjasama dengan Anggota Masyarakat Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia.


Isinya mengenai Catatan perihal Keadaan Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Industri, Perdagangan dan Fakta2/Kejadian Penting di Hindia Timur dan Barat (maksudnya Nederlandsch Indie), pada tahun 1847 - 1848, termasuk diantaranya mengenai Sejarah, Politik, Pemerintahan, Kolonisasi, Ekonomi, Statistik, Pertanian, Botani, Agrokultur dll.
Diterbitkan oleh Belinfante Freres, La Haye (Belinfante Brothers, Den Haag), menggunakan bahasa Perancis, ukuran 25 x 33 cm, hard cover, VI+ 392 + 115 halaman, peta & gambar, pada tahun 1848."

Dibawah ini ada 3 gambar yang menunjukan situasi pada sebuah lokasi, seratus enam puluh tahun yang lalu, sangat jauh berbeda dengan sekarang, namun ciri2 khususnya masih ada :


Lapangan Banteng jaman dulu sedang ada parade kuda, terlihat dilatar belakang gambar gedung. Sekarang menjadi salah satu kantor Departemen Keuangan.


Bukitinggi, benteng Fort De Kock, jenjang/tangga keatas dan jalan mendaki kesebelah kiri sampai sekarang masih ada walaupun dipenuhi dengan pedagang.


Bagaimana dengan gambar Masjid Besar Palembang? Maaf, saya belum pernah ke Palembang. Mudah2an ada yang bisa menambah komentar.

i.gr. 03.25*

Sabtu, 03 April 2010

Prangko Nederlandsch Indie 1890 an.

Agar tidak selalu melihat buku, maka saya tampilkan prangko terbitan jaman Nederlansche Indie tahun 1890 an.
Saya tampilkan prangko yang capnya jelas, minimal capnya bisa diperkirakan tahunnya.
Terlihat ada 3 macam cap, yaitu :
1. Cap bulatan pakai tahun (barisan atas dan bawah)
2. Cap bulatan dan persegi pakai tahun (barisan atas dan bawah)
3. Capnya hanya titik-titik tanpa tahun tapi pakai nomer (barisan tengah).

Sedang yang cetak tindih (barisan bawah) tahunnya lebih muda, mungkin karena bea pos sudah naik, tapi belum ada prangko dengan nilai nominal yang sesuai.