Jumat, 30 Agustus 2013

Intermezo, Surat & Amplop 'NARPOWANDOWO', TH. 1929


Kali ini yang diunggah 'rare book' bukan buku langka, tapi tetap menarik untuk dinikmati, karena bukan sekedar amplop dan kertas surat kosong, tapi ada cerita yang menarik didalamnya dan punya nilai historis dan tingkat keaslian tinggi.
"Narpowandowo" adalah semacam paguyuban/organisasi para kerabat dan pejabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Resmi dan Susuhunan Surakarta sebagai pelindungnya.
Gambar atas adalah sebuah amplop resmi "Narpowandowo - Solo", lambang dan namanya tercetak disebelah kiri atas, nomer dan alamatnya menggunakan aksara; bahasa Jawa.
Tulisan aksara Jawa : 
Serat ongka : 74/185, katur R.T. Gitadipura. 
Surat nomer : 74/185, ditujukan kepada Raden Tumenggung Gitadipura.

Gambar atas adalah surat yang ada didalam amplop, menggunakan kertas surat resmi, lambang dan namanya tercetak disebelah kiri atas, surat dalam aksara & bahasa Jawa, bunyinya sbb:
"Ongka 74/185".
"Katur K.P.H. Suryahamijaya, R.T. Gitadipura, R. Yasawinata."
"Wiyosipun, 'Pangreh' Narpowandowo ngaturi uninga, 'panitya' bondha pasinaon sampun kabibaraken, awit miturut pranatan bondha pasinaon anyar, kedah andhapuk panitya anyar, amila Pangreh ngaturaken panuwun, dene K.P.H. Suryahamijaya, R.T. Gitadipura, R. Yasawinata, sampun tigang tahun nindakaken kewajibaning Panitya, wilujeng."
"Surat ditandatangani oleh : Mudhapangarsa dan Panitya I".
Inti suratnya adalah : 
'Nomer 74/185. Kepada K.P.H. Suryahamijaya, R.T. Gitadipura, R. Yasawinata'
'Pimpinan Narpowandowo memberi tahu, bahwa pengurus bagian pendidikan sudah dibubarkan, karena berdasarkan aturan bagian pendidikan barubagian pendidikan harus membentuk pengurus baru, maka Pimpinan mengucapkan terimakasih bahwa KPH Suryahamijaya, RT Gitadipura, R. Yasawinata sudah melaksanakan kewajiban selama 3 tahun dengan selamat'.
  


Dari memperhatikan amplop dan isinya, kita bisa mengetahui sebuah  sejarah dengan seting waktu pertengahan th. 1929, terjadi pembentukan pengurus dan ketentuan baru di organisasi Narpowandowo.

Ada 3 istilah menarik/aneh yang terbaca dalam surat, mungkin memang lazim digunakan pada saat itu, yaitu 'Pangreh', kemungkinan sebagai 'Pimpinan', istilah 'Panitya' sebagai 'pengurus', sedang 'bondha pasinaon' adalah bagian 'pendidikan'. 'rare book' mohon maaf bila terjadi kesalahan penafsiran.

Kamis, 29 Agustus 2013

Bijdragen tot de Taal- Land en Volkenkunde, th. 1860.

"Bijdragen tot de Taal- Land- en Volkenkunde van Nederlansch Indie", jilid III, adalah judul buku langka yang diunggah 'rare book' ini termasuk buku yang sangat tua  diterbitkan th. 1860 (lebih dari 150 th) dan langka.
Isi buku langka ini adalah rangkuman dari tulisan mengenai Bahasa, Tanah, Sejarah dan Budaya  di  Nederlandsch Indie.
Buku "Bijdragen tot de Taal- Land- en Volkenkunde van Nederlansch Indie" terbit setiap kwartal antara tahun th. 1853 - 1948. Rata-rata 600 halaman per tahun.

Dibawah ini gambar halaman dalam buku ini, sebelah kiri subjudul 'Banjermasinsche Afschuwelijkheid' maksudnya 'Taktik Banjarmasin' dan sebelah kanan lampiran berisi surat dari Raffles kepada Gubernur Jendral Baron Van der Capellen.

Gambar bawah kiri adalah halaman berjudul  'beschrijving van het westelijke gedelte  van de zuid- en oosterafdeeling van borneo' maksudnya gambaran 'Bagian Barat divisi Selatan dan Timur Kalimantan'. Sedang sebelah kanan adalah 'Silsilah para Pangeran Kotaringin'

Mungkin buku ini rusak penjilidan dan tepi2nya, maka waktu didapatkan buku ini sudah dijilid ulang dengan rapi.
'rare book' mohon maaf bila terjadi kekeliruan bila menerjemahkannya, maklum tidak ahli bahasa Belanda.


Jumat, 16 Agustus 2013

In Far New Guinea, 1914.

Sebelum jaman kemerdekaan, Pulau Papua dibagi dua, sebelah Barat dikuasai Belanda, sedang sebelah Timur dikuasai Inggris, jadi umumnya laporan perjalanan, penelitian maupun kegiatan ekspedisi di Papua sebelah barat menggunakan bahasa Belanda, sedang sebelah Timur menggunakan bahasa Inggris.
Yang diunggah 'rare book' kali ini adalah buku langka berjudul 'In Far New Guinea', catatan perjalanan Mr Henry Newton, B.A. di Papua sebelah Timur, menggunakan bahasa Inggris.
Walaupun sebatas daerah pantai yang bisa dikunjung, namun buku ini banyak menulis hal2 yang menarik untuk saat itu, mengenai adat istiadat, bahasa dan dialek, bercocok tanam, totem, tabu, perdukunan, kanibal dll.

Buku langka setebal 300 halaman, dilengkapi dengan 47 ilustrasi menarik dan selembar peta, diterbitkan oleh Seeley, Service & Co., London. yaitu pada th. 1914.
Karena saat buku langka ini ditemukan, kulit buku sudah rusak parah, maka dibuatkan kulit baru untuk menyelamatkan buku yang sudah berumur 100 tahun.


Jumat, 02 Agustus 2013

Kitab Taurat nya Nabi Musa dan ke Esa an Allah.


Koleksi 'buku langka' yang diunggah pada 1 Mei 2010, berjudul 'Kitab Suci Zabur & Tauret, aksara Jawa', ternyata sangat menarik bagi pengunjung 'mmzrarebooks.blogspot.com', mendapat kunjungan terbanyak, tidak pernah lepas dari ranking 1 diatara 10 terpopuler dalam sepekan. Dan buku langka ini baru turun tahtanya setelah diunggahnya buku langka yang kental aroma 'Ilmu Tua' nya, misalnya  buku 'Wejangan Nabi Khaidir', buku 'Wejangan Sunan Giri dan Sunan Kalijaga', buku 'Ilmu Makrifat'. Tapi tidak keluar dari 10 terpopuler.
Ada permintaan khusus dari pengunjung blog ini,  pelajar SMU dari Jember (menurut SMS nya), untuk diunggahkan Kitab Tauret bagian 5 bab 6 ayat 4.
Nah inilah gambar buku Tauret aksara Jawa, halaman 612 (kiri) dan 613 (kanan). Disitu tertulis (sdh translierarsi, warna merah paling atas) selain nomer halaman, juga ditengah halaman ditulis 'Kitab Toret', 'kang kaping gangsal' (bagian ke 5), bab 6, dibawahnya barisan paling kiri halaman ada nomer ayat.

Gambar dibawah adalah pembesaran dari halaman 612, khusus bagian 5 bab 6 ayat 4 & 5.

Transliterasi warna merah sbb. :
"Eh Israil pada ngrungokena, Pangeran Allah (i)ku mung Pangeran Siji". (bagian 5, bab 6, ayat 4)
Hai Israil semua pada dengar ya, Tuhan Allah itu hanya Tuhan yang Satu.
"Sarta kowe atresna ha marang Pangeran Allah mu, kalawan trusing atimu, lan trusing nyawamu, apadene trusing karosanmu". (bagian 5, bab 6, ayat 5)
Dan kamu harus mencintai Tuhan Allah, sepenuh hatimu, sepenuh nyawamu dan dengan sekuat tenagamu.

Ternyata sejak jaman Nabi Musa, memang sudah diajarkan perihal Ke Esaan Allah. Nggak salah azas negara kita 'Pancasila' meletakan 'Ketuhanan Yang Maha Esa' ditempat paling utama.