Membaca berita di berbagai media masa mengenai gempa bumi yang terjadi di Ambon dan sekitarnya beberapa hari yang lalu, maka teringat akan buku laporan yang dibuat pada th. 1898 oleh R.D.M. Verbeek, Kepala Insinyur Pertambangan, melaporkan terjadinya gempa bumi di Ambon pada th. 1898. Buku tersebut berjudul :
KORT VERSLAG
over de
AARDBEVING TE AMBON
of
6 JANUARI 1898
(Laporan singkat tentang gempa bumi di Ambon pada 6 Januari 1898)
Dalam laporannya sebanyak 26 halaman (2 gambar bawah), disebutkan diantaranya sbb.:
'Gempa
tersebut, yang menghancurkan sebagian besar Ambon dalam beberapa detik pada
tanggal 6 Januari tahun ini (1898).
Juga disampaikan dalam laporan beberapa gempa besar yang tercatat :
Yang pertama
adalah pada bulan Mei 1644, "Pada tanggal 12 Mei dinding benteng merubuhi rumah
gubernur, tanggal 17 Mei dua bangunan rumah roboh, dan seorang tentara tewas
karena terjatuh.
Yang kedua
adalah tanggal 17 Februari 1674, di mana 79 orang, termasuk 7 orang Eropa,
terbunuh oleh runtuhnya rumah batu di distrik China Ambon. Di Pantai Utara
Hitoe ada endapan tanah di gunung Wawani (atau Toena) dan puncak sekitarnya,
dan lumpur turun; Tapi, lebih jauh lagi, ada juga pergerakan laut yang
sebenarnya, yang disebut gempa laut (tsunami), di mana laut naik sampai 10 kaki di atas
tingkat normal, dan banyak kota pesisir dibanjiri; 2243 orang terbunuh,
termasuk 31 orang Eropa. (Khusus mengenai gempa yang kedua ini sudah diunggah pada 5 November 2010 dengan judul "Gempa dan Tsunami th 1674 di Amboina").
Yang ketiga adalah tanggal 1
November 1835, yang dilaporkan dalam dua surat resmi 4 November 1835 dan 2
Maret 1836 dari Gubernur Kepulauan Maluku A.A. Ellinghuijsen ke Gubernur Jenderal. 21 tentara dan 9 ibu dan anak terbunuh; dan sebagai akibat dari runtuhnya rumah
dan tembok di tempat lain, 12 pria dan 17 wanita dan anak-anak terbunuh, 59
orang bersama-sama.
Gempa keempat yang terjadi pada tanggal 6 Januari 1898, yaitu yang sedang dilaporkan dalam buku ini, menurut laporan resmi, jumlah korban yang harus disesali adalah 141, termasuk 9
orang Eropa.
Selain laporan gempa di Ambon, juga disertakan laporan keadaan di Amahei, yaitu kota besar dipantai pulau Ceram yang berhadapan langsung dengan Saparua, Haruku dan Ambon, oleh beberapa pejabat setempat (gambar bawah)
Gambar-gambar bawah adalah peta situasi kota Amehei dan statistik penduduk kota Amahei dan kampung sekitarnya pada saat itu (th. 1898).
Untuk lebih jelasanya, silahkan 'klik' gambar-gambarnya.
Buku laporan ini berukuran 17.5 x 25 cm, 46 halaman + 5 lembar peta. Diterbitkan oleh Landsdrukkerij, Batavia, tahun 1898.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar disini