Saat masih sekolah SR, sekitar klas I, th. 1955, kira-kira berusia 6 tahunan, sakit tapi tidak kepoliklinik karena jauh dan biaya, cukup dikompres air perasan jeruk nipis dan diborehi bawang merah. Setiap malam ibu membaca buku disebelah saya dan melantunkan tembang Jawa, diterangi lampu tempel berbahan bakar minyak tanah, sampai saya sembuh.
Setelah besar (klas V-VI) baru tahu bahwa yang dibaca ibu adalah buku 'Kidungan' dan 'alhamdulillah' buku tersebut sampai sekarang masih tersimpan dengan baik walaupun mengalami kerusakan karena sering dibaca dan sering dipinjam tetangga atau saudara.
Buku yang dibaca ibu tampak pada gambar bawah ini,
"Serat Kidungan Kawedar",
itulah judul bukunya, dalam aksara Jawa, buku tersebut berisi Kidung atau Tembang, lagu Jawa.
Kidung yang ada didalam buku ini adalah kidung karya Sunan Kalijaga, salah seorang dari Walisongo, penyebar agama Islam di Jawa. Dilantunkan dalam lagu 'dandanggula', sebuah lagu Jawa, terdengar dan terasa sangat mediatif dan kontemplatif.
Dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa, bahwa apabila kidung tersebut dilantunkan maka akan timbul suasana yang menenteramkan, aman dan mencegah hal-hal yang tidak baik. Suasana akan lebih terasa apabila dilantunkan dikeheningan malam, lingkupnya akan lebih luas bila dilantunkan bersama-sama, apalagi dilantunkan oleh yang mengerti arti dan makna dari kidung tersebut.
Maka kidungan tersebut banyak dilantunkan saat sedang risau, sedih dll., dan juga dilantunkan bersama bila akan menghadapi pekerjaan besar, misalnya mantu, bikin rumah, menanam, panen, ada pageblug (penyakit menular) dll.
Saya 'tranliterasi'kan sedikit apa yang tertulis di cover depan buku ini :
"Kidungan punika serat kina pralambangipun ngelmi Islam ingkang sajati, tuwin minangka wawarah pamujinipun kawula dhateng Gusti, iketanipun Kangjeng Susuhunan Kalijaga, ... dst.
Bagi yang ingin mengetahui isi 'Kidungan Sunan Kalijaga', sudah banyak terdapat di toko-toko buku bahkan penjual buku keliling
Sesuai dengan judul buku ini, Serat Kidungan Kawedar, maka selain 'kidungannya' juga dimuat 'wedarannya' yaitu uraian maksud dan makna daripada kata dan kalimat yang dirangkai dalam kidungan tersebut. Yang me'wedar' adalah R. Wirjapanitra.
Dibawah ini adalah gambar 'Tan Khoen Swie', penerbit buku ini, dan halaman kanan adalah pembukaan buku ini 'Bubuka'
Selanjutnya dibawah ini gambar 'Kidungan 1 dan Kidungan 45',
setelah Kidungan selesai, disambung dengan tembang lain karya Kyai Ronggosutrasna.
Buku ini berukuran 14.5 x 21.5 cm, hardcover 98 halaman.
Diterbitkan oleh Boekhandle Tan Khoen Swie, pada th. 1941.
Sudah mengalami perbaikan terutama pada penjilidannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar disini