Intermezzo kali ini mengunggah sebuah alat, umumnya disebut 'kacip',
biasanya, kacip digunakan sebagai alat bantu bagi yang mempunyai kebiasaan 'mengunyah sirih', sebagai alat pembelah 'gambir' atau 'biji pinang'.
Gambar bawah memperlihatkan perlengkapan bagi orang yang biasa mengunyah sirih, ada wadah/tempat kuningan, ada kacip, ada getah gambir yang sudah padat, ada buah pinang utuh dan yang sudah dibelah sehingga tampak bijinya.
'Kacip' bentuknya sangat beragam, dari sederhana sampai yang dibuat sangat indah bahkan ada yang dihias dengan emas.
Adapun kacip koleksi 'buku langka' yang diunggah ini termasuk yang sederhana dan sudah aus, namun karena beberapa hal yang berbeda maka kacip tersebut layak dikoleksi, diantaranya :
* bilah tajamnya 2 kali lebih panjang dari pada kacip pada umumnya.
* Ujung bilah bawah dibentuk seperti kepala ayam jago.
* Materi yang digunakan untuk bilah atas dan bilah bawah, adalah logam tempa 5 lapis.
* Gagangnya panjang dilapis kayu.
Gambar bawah kanan dan kiri adalah gambar kepala kacip yang sudah aus, dimana terlihat 3 lapis logam pada gambar kiri, sedang gambar kanan terlihat 4 lapis logam, jadi bilah-bilah kacip terdiri dari 5 lapis logam yang ditempa.
Dua gambar dibawah ini menunjukan perbandingan panjang bilah antara kacip koleksi 'buku langka' (19 cm) dengan kacip pada umumnya (9-10 cm). Untuk lebih jelasnya silahkan 'klik' gambar-gambarnya.
Maaf, gambar-gambar kacip pembanding diatas diambil dari internet.
Memperhatikan beberapa hal diatas, mungkin bisa disimpulkan , sbb :
* Kacip besar dan panjang, tidak lazim digunakan sebagai perlengkapan makan sirih. Kemungkinan digunakan untuk membelah benda yang lebih besar, misalnya buah pinang yang masih utuh, dll.
* Logam tempa lapis 5, membuat bilah tajamnya menjadi lebih kaku, dibutuhkan agar bilah-bilahnya tidak bengkok atau melintir saat digunakan.
* Gagang kayu menggantikan gagang kacip agar tidak berat tapi tetap kaku.
Mudah-mudahan intermezzo kali ini bisa menambah wawasan bagi pengunjung 'buku langka' , mohon maaf apabila ada kekeliruan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar disini