Buku ini sudah dikoleksi 'rare book' belasan tahun yang lalu, saat didapat memang kondisinya agak memprihatinkan, covernya sedikit mengelupas, mungkin karena usia sudah 100 tahun lebih, ditepi halamannya sebagian dimakan kutu buku (lihat gambar), namun semuanya isinya bisa dibaca dengan jelas. Judulnya :
"Hikajat Pandja Tanderan"
atau dalam ejaan sekarang 'Hikayat Panja Tanderan'.
Hikayat ini adalah karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, selesai ditulis pada th. 1835.
Di cover depan diterangkan juga olehnya
" jaitoe jang dinamai oleh orang Melajoe 'Hikajat Galilah dan Daminah' ".
Untuk lebih jelasnya silahkan 'klik' saja gambarnya.
'Hikayat Panja Tanderan' dan 'Hikayat Galilah dan Daminah' memang mirip ceritanya karena sumbernya sama yaitu 'Pancatantra' dalam bahasa sanskerta.
Gambar atas kiri tampak halaman Judul robek sebagian'
Gambar atas kanan adalah sambutan dari Van Ophuijsen.
Nama lengkapnya Prof. Charles van Ophuijsen, dia adalah penyusun ejaan bahasa Indonesia pertama kali, dibakukan pada th. 1901, salah satu contohnya : huruf 'oe' untuk menulis huruf 'u'. Ejaan digunakan sampai th. 1947.
Hikayat Panja Tanderan terdiri dari 5 cerita, dibawah ini gambar dimulainya cerita pertama, judulnya "Tjeritera Jang Pertama"
Menggunakan bahasa Melayu jaman dulu, th. 1835.
Kata jang empoenja tjeritera ini : Bahwa adalah seboeah negeri, jang bernama Padali Paroem; maka radja, jang memerintahkan negeri itoe, bernama Soegadarma. Maka adalah raja itoe berpoetera empat orang laki-laki. Dan seterusnya.
Gambar dibawah ini halaman 'Tjeritera Jang Kelima'; dipinggiran kertasnya terlihat dimakan 'kutu'.
Gambar bawah adalah halaman akhir, halaman 96.
"Telah tammatlah hikajat Pandja Tanderan, jang amat indah-indah karangannja dalam negeri Melaka pada empat belas hari boelan Radjaboe'lmoekarram, pada tariech 1251, jitoe pada 4 hari boelan November tahoen masehi 1835".
Buku ini dicetak di kota Leiden, Belanda, pada th. 1908, hard cover, berukuran 14 x 20 cm, 96 halaman.
teriamkasih infonya,,
BalasHapusmantap