Dokumen koleksi 'rare book' yang ditampilkan kali ini memang bukan dokumen tua banget, dan juga sebetulnya 'hanya' berbentuk undangan untuk menghadiri rapat, bentuk dan kertasnya sangat sederhana, yaitu Undangan rapat yang di keluarkan oleh Pasukan Barisan Banteng Republik Indonesia pada tgl. 9 November 1947. Diantaranya ada acara Pidato Pemimpin Umum Markas Besar, yaitu Dr. Muwardi.
Namun dibalik kesederhanaan undangan tersebut, 'jaman' saat undangan tersebut dikeluarkan, mempunyai cerita sejarah yang mencekam.
Republik Indonesia saat itu mendapatkan rongrongan/ancaman, baik dari bekas penjajah, Belanda, maupun golongan tertentu dari dalam negeri.
Barisan Banteng RI, sejak Desember 1945, adalah lasykar yang resmi ditunjuk untuk menjaga keamanan, ketertiban dan kepolisian, pimpinannya ditunjuk oleh Presiden Sukarno, diantaranya sebagai komandannya adalah Dr. Muwardi.
Pada tgl. 13 September 1048, Dr. Muwardi diculik saat menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter. Padahal sehari sebelumnya, anak buahnya, Mayor Joyosugito sudah mengusulkan agar ikut ke tempat pasukannya di Kartasura, karena sudah beberapa anak buahnya diculik.
Bahkan pada pagi harinya saat diculik, Dr. Muwardi sudah didatangi utusan dari Markas Besar Barisan Banteng, yaitu Moch. Yusuf, mengingatkan agar Dr. Muwardi bergabung ke Markas Besar atau tetap dirumah agar bisa diberikan pengawalan yang lebih kuat.
Tapi karena ada tugas mengoperasi seorang anak yang sudah ditentukan jadwalnya oleh dr. Moewardi sendiri, serta rasa kemanusaiaan yang tinggi, maka semua permintaan ditolak olehnya.
Dan klimaks dari situasi saat itu adalah terjadinya peristiwa pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948.
Catatan : sumber cerita sejarah diambil dari internet.