Kali ini yang diunggah 'rare book' bukan buku langka, tapi tetap menarik untuk dinikmati, karena bukan sekedar amplop dan kertas surat kosong, tapi ada cerita yang menarik didalamnya dan punya nilai historis dan tingkat keaslian tinggi.
"Narpowandowo" adalah semacam paguyuban/organisasi para kerabat dan pejabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Resmi dan Susuhunan Surakarta sebagai pelindungnya.
Gambar atas adalah sebuah amplop resmi "Narpowandowo - Solo", lambang dan namanya tercetak disebelah kiri atas, nomer dan alamatnya menggunakan aksara; bahasa Jawa.
Tulisan aksara Jawa :
Serat ongka : 74/185, katur R.T. Gitadipura.
Surat nomer : 74/185, ditujukan kepada Raden Tumenggung Gitadipura.
Gambar atas adalah surat yang ada didalam amplop, menggunakan kertas surat resmi, lambang dan namanya tercetak disebelah kiri atas, surat dalam aksara & bahasa Jawa, bunyinya sbb:
"Ongka 74/185".
"Katur K.P.H. Suryahamijaya, R.T. Gitadipura, R. Yasawinata."
"Wiyosipun, 'Pangreh' Narpowandowo ngaturi uninga, 'panitya' bondha pasinaon sampun kabibaraken, awit miturut pranatan bondha pasinaon anyar, kedah andhapuk panitya anyar, amila Pangreh ngaturaken panuwun, dene K.P.H. Suryahamijaya, R.T. Gitadipura, R. Yasawinata, sampun tigang tahun nindakaken kewajibaning Panitya, wilujeng."
"Surat ditandatangani oleh : Mudhapangarsa dan Panitya I".
Inti suratnya adalah :
'Nomer 74/185. Kepada K.P.H. Suryahamijaya, R.T. Gitadipura, R. Yasawinata''Pimpinan Narpowandowo memberi tahu, bahwa pengurus bagian pendidikan sudah dibubarkan, karena berdasarkan aturan bagian pendidikan baru, bagian pendidikan harus membentuk pengurus baru, maka Pimpinan mengucapkan terimakasih bahwa KPH Suryahamijaya, RT Gitadipura, R. Yasawinata sudah melaksanakan kewajiban selama 3 tahun dengan selamat'.
Dari memperhatikan amplop dan isinya, kita bisa mengetahui sebuah sejarah dengan seting waktu pertengahan th. 1929, terjadi pembentukan pengurus dan ketentuan baru di organisasi Narpowandowo.
Ada 3 istilah menarik/aneh yang terbaca dalam surat, mungkin memang lazim digunakan pada saat itu, yaitu 'Pangreh', kemungkinan sebagai 'Pimpinan', istilah 'Panitya' sebagai 'pengurus', sedang 'bondha pasinaon' adalah bagian 'pendidikan'. 'rare book' mohon maaf bila terjadi kesalahan penafsiran.