Kamis, 03 Maret 2016

Primbon Kecil Aksara Jawa. Tulis tangan.

Primbon biasanya berbentuk sebuah buku, berisi 'himpunan' tuntunan atau pedoman dalam merencanakan suatu tujuan, termasuk pengobatan, mantra-mantra, jimat, rajah dll. 
Primbon koleksi 'buku langka' yang diunggah saat ini adalah primbon yang berisi 'ilmu' untuk keselamatan, daya tahan tubuh, mengatasi masalah, termasuk untuk menarik perhatian lawan jenis.
Buku ini berukuran kecil, 11.5 x 16.5 cm, berisi 160 halaman tetapi dalam buku hanya ditulis nomer lembarnya saja, tertera pada pojok kiri atas, bukan nomer halaman. Lihat nomer halaman dilingkari merah pada gambar-gambar dibawah. 

Gambar diatas adalah lembar pertama (kiri) dan lembar terakhir (kanan) sengaja diputar balik atas bawahnya karena lembar terakhir menjadi awal tulisan pelajaran yang berbeda. 

Halaman atas adalah bagian belakang lembar ke 6 dan dibawahnya bagian depan lembar ke 7. 
Di alinea ke 3, berbunyi sbb. :
'Ing ngandhap punika jimat panglimunan. Lampahipun methak 7 hari 7 malam ...., punika jimatipun.'
Maksudnya : gambar dibawah adalah 'jimat' untuk 'menghilang' (kalau dicari tidak ketemu), ... dst.
Sedang kalimat pada alinea selanjutnya sbb. :
'Pengasihan, lakune pasa sadina sawengi, megeng napas marepake kang disiri, . . .dst. 
Maksudnya : Agar disayangi, puasa sehari semalem, sambil tahan napas menghadap ke 'yang ditaksir' . . . dst.

Gambar paling atas adalah gambar 'rajah', agar rumah tahan api dan dijauhi penjahat.
Gambar dibawahnya adalah 'rajah' agar tikus pergi dari rumah.
Gambar paling bawah adalah untuk obat sakit mata. Digambar diatas daun sirih.
Gambar sebelah kanan adalah gambar 'jimat' agar kebal. Namun jangan sekalipun mencoba untuk mempraktekannya.

Masih banyak sekali 'ilmu-ilmu' yang ditulis pada buku primbon ini. 
Benar atau tidak? Maaf tidak bisa menjawab, disini hanya mengunggah 'buku langka' saja.

Pada sampul depan tertulis isi buku, nama dan tahun (gambar atas kiri), namun memperhatikan jenis kertas, jenis tinta dan tulisan, dapat dipastikan nama dan tahun yang tertera bukan oleh penulis aslinya, lebih masuk akal tulisan pada halaman dibalik lembar 77 (gambar kanan atas), yaitu  :
'ing Mangkunagaran, tanggal kaping 2 Dulkangidah, Wawu, 1841'. 
Kalau di tahun masehi menjadi tanggal 26 Oktober 1911 M.
Lihat tulisan yang lingkari merah.