Kamis, 20 Agustus 2015

Buku kuno - Jalan Menuju Sukses.

"Satoe soedagar mempoenjai iapoenya langganan-langganan. Ini langganan-langganan tida selamanja tinggal tetap. Ada jang mati, ada jang pinda pada laen orang, ada jang toetoep toko, dan sebaginja. Ini membikin koerang itoe soedagar poenja djoemblah langganan-langganan".

Kalimat diatas adalah potongan iklan yang terdapat pada sebuah 'buku langka' koleksi 'rare book' berjudul :
"41 Djalan ke SUCCES" 
ditambah keterangan dibawahnya :
'Moeat pengoendjoekan-pengoendjoekan boeat sasoeatoe orang dapetken SUCCES'.
Selain illustrasi cover depan yang menarik, terutama ejaan dan susunan bahasanya benar-benar mewakili jamannya.
Memperhatikan  ejaan dan susunan bahasanya dan juga buku ini diterbitkan oleh 'Maandblad Efficiency' di Batavia, harganya masih menggunakan mata uang gulden, maka diduga buku ini diterbitkan jauh sebelum Indonesia Merdeka, mungkin sekitar th. 1930 an. Maaf, kalau salah; silahkan dikoreksi. 
Dibawah ini adalah gambar-gambar halaman yang ada judulnya, diantaranya 'Permoelaan Kata', 'Bagaimana Haroes Berlakoe' dan lainnya. Untuk jelasnya, silahkan klik gambarnya.
Sedang gambar yang paling bawah ini adalah gambar cover belakang, dimana terdapat kalimat iklan yang disalin di tempat paling atas.
Buku ini berukuran 11.5 x 15.5 cm, soft cover 78 halaman.

Rabu, 05 Agustus 2015

Kembali Kepangkuan R. I.

Khusus di bulan Agusrtus, bulan diproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada th. 1945, 'rare book' mengunggah sebuah 
'buku langka' berjudul :
"Kembali Kepangkuan Republik Indonesia"
Buku ini dikeluarkan oleh Djawatan Penerangan Propinsi Djawa Tengah, untuk menyongsong 5 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Mengapa judulnya 'Kembali Kepangkuan Republik Indonesia' ?
Sejak diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia, Belanda yang biasa menjadi 'tuan ditanah' yang kaya raya, berusaha untuk mempertahankan kekuasaannya.
Dalam mempertahankan kekuasannya, Belanda menerapkan strategi, yaitu berunding, terus mendadak menyerang serta menjalankan siasat memecah belah dengan menggunakan kekuatan senjata, hasilnya Indonesia menjadi 13 negara-negara kecil.
Setelah penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada 27 Desember 1949, tentara Belanda sudah tidak ada, barulah negara/rakyat dari Barat sampai ke Timur mengumandangkan "Kembali Kepangkuan Republik", dengan harapan pada 17 Agustus 1950 nanti, Negara Kesatuan sudah terwujud.

Dalam menyongsong terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Gatot Subroto, Panglima Divisi III, Tentara Nasional Indonesia, memberikan sambutan dalam buku langka ini.
Bunyi sambutannya bisa dibaca pada gambar atas, tetapi yang paling menarik adalah 'seorang Jenderal' yang selalu berhasil dalam tugasnya, terkenal gagah berani, juga berani merendah, mengaku dirinya seorang 'Saja Warga Negara Biasa', lihat kotak merah gambar diatas.

Bukunya tidak tebal, berukuran 18.5 x 27 cm, hanya 92 halaman, Namun bisa menghadirkan suasana dan semangat Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Gambar atas kiri adalah halaman judul, atas kanan adalah iklan yang terpasang di cover belakang, ada 18 halaman iklan didalam buku ini.


Gambar atas kiri adalah suasana pengibaran bendera di depan Istana Merdeka, tgl. 15 Agustus 1950, sedang gambar atas kanan adalah sambutan Presiden Sukarno dalam buku ini, 
tertanggal 17 Agustus 1950.