Sabtu, 05 April 2014

Mangkoe Nagoro VII, Het Triwindoe-Gedenkboek, th. 1939.


Sewaktu saya lihat buku langka ini belasan tahun yang lalu di penjual buku bekas, keadaanya sangat memprihatinkan. Hardcover dan jilidannya sudah lepas, banyak sekali lubang karena dimakan kutu buku. Tapi karena melihat design cover buku ini cantik sekali, dilapis kain batik yang dibuat khusus, berwarna hijau segar dengan gambar 'gunungan wayang kulit' bertuliskan 'MN VII', maka buku ini diambil 'rare book', selanjutnya diperbaiki semaksimal mungkin. Dan hasilnya seperti yang terlihat dalam gambar-gambar berikut ini.
Judul buku langka ini 'Het Triwindoe-Gedenkboek Mangkoe Nagoro VII' maksudnya 'Buku Peringatan Triwindoe Mangku Nagoro VII'. Sewindu adalah 8 tahun kalender Jawa.
Isinya adalah esai, gambar dan karya sastra bahkan komposisi musik dari para sahabat Mangku Nagoro VII, ada 168 orang dari dalam dan luar negeri termasuk Rabindranath Tagore, Ki Hajar Dewantara
Selain gambar-gambar P.A.H. Mangkoe Nagoro VII dari th. 1916 saat menjadi Komandan Legiun Istana Mangkunagoro, masih menggunakan nama Adipati Prangwadono, sampai foto beliau tahun 1938, dibawah ini MN VII bergambar bersama Rabindranath Tagore, seorang penyair, dramawan, filsuf, seniman, musikus dan sastrawan, orang Asia pertama yang menerima hadiah Nobel.
Selanjutnya adalah gambar sambutan dari Rabindranath Tagore (kanan) dan bagian akhir sambutan dari Ki Hajar Dewantara (kiri).

Tidak hanya huruf biasa, tapi ada juga yang menggunakan huruf China (dari Oei Tjong Hauw, penerus Oei Tiong Ham, konglomerat raja gula dari Semarang). Huruf Arab dari H. Imam Rosidhi. Paling kanan gambar komposisi musik "Sonata voor vioolen en Piano opgedragen aan Pangeran Adipati Ario Mangkoe Nagoro VII" dari B. van den  Sigten horst Meyer, seorang komposer kelas dunia dari Nederland.  

Gambar berikut ini salah satu sebab yang membuat 'rare book' tertarik untuk mengoleksi buku langka ini. 
Dalam gambar gunungan pada cover depan terdapat tulisan angka 1846 - 1870, itu adalah angka tahun kalender Jawa, 24 tahun Mangkoe Nagoro VII menjadi Raja di Istana Mangkunagara. Dibawahnya ada tulisan aksara Jawa, namun tidak jelas terbaca dan dibawahnya terdapa inisial MN VII.
Sedang gambar disampingnya adalah gambar yang terdapat pada cover belakang, dalam ornamen terdapat inisial MN VII dan tahun internasional 1916 - 1939. 
Buku berukuran 23 x 32 cm, hardcover sampul kain batik, XVIII + 290 halaman, diterbitkan oleh 'Comite Voor Het Triwindoe Gedenkboek', Soerakarta, th. 1939.

Kamis, 03 April 2014

Manuskrip kuno dari serat kayu, 250 th.

Yang diunggah 'rare book' ini buku yang sangat langka, baik isinya maupun material kertasnya apalagi usianya, 2.5 abad lebih. 
Terlihat dengan jelas buku langka ini menggunakan kertas yang berserat dan mengkilat. Walaupun belum tahu jenisnya tapi yakin dari serat tumbuhan karena saat dibakar sedikit seratnya yang terlepas, baunya seperti bau kayu terbakar. Mungkin disebut kertas daluang. Maaf kalau keliru.
Covernya dari karton biasa, pasti bukan aslinya. Buku ini berukuran 20 x 27.5 cm, 350 halaman.

Dibawah ini adalah gambar halaman yang menerangkan pemilik buku ini, sedang gambar dibawahnya adalah pembesaran tulisan dan trasliterasinya : "Punika ingkang kagungan parimbon Kangjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi, tumurun dhumateng . . . " dst. 
Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi adalah nama Sri Sultan Hamengkubuwono I, sebelum mendirikan dan menjadi raja Ngayogyakarta Hadiningrat, pada tahun 1755. Jadi buku ini ditulis sebelum tahun 1755.Kalau mau jelas silahkan 'klik' gambar-gambarnya.

Jadi dari keterangan siapa pemiliknya, bisa diperkirakan, buku langka ini sudah berusia lebih dari 250 tahun
Pada tahun 1750 an untuk menulis, kebanyakan orang masih banyak menggunakan kertas dari bahan/serat tumbuh2an atau binatang.
Sesuai dengan keterangan penulisnya, buku langka ini adalah primbon, bermacam-macam isinya, ada pengobatan, ada cara membuat jimat, cara membuat rajah, tumbal dll. 
Bisa dilihat pada gambar2 dibawah, silahkan di 'klik' aja kalau mau lebih jelas.

Gambar bawah kiri, ada petunjuk pengobatan sakit cacar dari ramuan daun awar, kunyit asam, dilembutkan dan diberi rajah seperti terlihat pada gambar. Sedang gambar sebelah kanannya adalah gambar tumbal berbentuk tikus.

Sejak  'rare book' mendapatkan buka langka ini puluhan tahun yang lalu, belum pernah diperbaiki dan belum pernah dibaca secara detail karena khawatir rusak.

i.gr. 500.00